PERNGERTIAN KEBUDAYAAN ‘Kjokkenmoddinger’ DAN ‘Perkembangan Budaya Bacson Hoabinh
*Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger istilah dari bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding dapat
diartikan sampah (kjokkenmoddinger = sampah
dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan
tumpukan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung di sepanjang pantai
Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Dengan
kjokkenmoddinger ini dapat memberi informasi bahwa manusia
purba zaman mesolitikum umumnya bertempat
tinggal di tepi pantai. Pada tahun 1925 Von Stein Callenfals
melakukan penelitian di bukit kerang itu dan menemukan jenis kapak
genggam (chopper) yang berbeda dari chopper yang
ada di zaman paleolitikum. Kapak genggam yang ditemukan di
bukit kerang di pantai Sumatra Timur ini diberi nama pebble atau
lebih dikenal dengan Kapak Sumatra. Kapak jenis
pebble ini terbuat dari batu kali
yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi
bagian dalam dikerjakan sesuai dengan keperluannya. Di
samping kapak jenis pebble juga
ditemukan jenis kapak pendek dan jenis batu pipisan
(batu-batu alat penggiling). Di Jawa batu pipisan ini umumnya
untuk menumbuk dan menghaluskan jamu.
* Perkembangan Budaya Bacson Hoabinh
Kebudayaan neolith dari Bacson dan Hoa-Bihn ini sisa-sisanya banyak
dijumpaidalam bentuk kapak lonjong dan kapak persegi,
pebble
(kapak Sumatera) dan kapakgenggam, termasuk juga dalam bentuk perhiasan-perhiasan
dari jenis batu indah.Kebudayaan ini oleh Madame Madeleine Colani, seorang
ahli prasejarah Perancisdinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Bihn.
Disebut demikian
karena pusatperkembangannya terutama di daerah Bacson-Hoa-Bihn, Tonkin,
Vietnam. Penyelidikanmenunjukkan bahwa di daerah tersebut diduga merupakan
pusat kebudayaan hidupmenetap (Mesolitikum) Asia Tenggara, dan dari situ
tersebar ke berbagai jurusan.Kecuali hasil kebudayaan, banyak pula
ditemukan tulang-belulang manusia.Ternyata bahwa pada waktu itu Tonkin didiami
terutama oleh dua golongan bangsa,yakni jenis ras Papua Melanesoid dan jenis
ras Europaeid. Disamping itu, ada pula rasMongoloid dan Austroloid. Ras Papua
Melanesoid ini mempunyai penyebaran yangpaling luas di daerah selatan, yakni di
Hindia Belakang, Nusantara, sampai di pulau-pulau Lautan Teduh. Bangsa inilah
yang berkebudayaan alat-alat Mesolitikum yang belum diasah (pebbles), sedangkan
kecakapan mengasah (proto-neolitikum) rupa-rupanya hasil pengaruh dari ras
Mongoloid yang sudah lebih tinggi dari peradabannya.
BATU PEBBLES
PROTO
#demikianlah yang dapat saya bagikan, kurang-lebihnya saya mohon maaf. ^_^